Ekosistem hutan mengalami ancaman berupa penebangan hutan (deforestasi),
fragmentasi dan konversi menjadi bentuk pemanfaatan lain. Berdasarkan
data Bank Dunia 2001 diperkirakan bahwa kerusakan hutan di Indonesia
mencapai 1,6 juta ha per tahun atau tiga ha per menit hingga dua juta
ha per tahun. Jika penggundulan hutan terjadi secara terus menerus, maka
akan mengancam spesies flora dan fauna dan merusak sumber penghidupan
masyarakat. Pembukaan jalan dalam kawasan yang dilindungi lebih banyak
membawa dampak negatif bagi lingkungan.
fragmentasi dan konversi menjadi bentuk pemanfaatan lain. Berdasarkan
data Bank Dunia 2001 diperkirakan bahwa kerusakan hutan di Indonesia
mencapai 1,6 juta ha per tahun atau tiga ha per menit hingga dua juta
ha per tahun. Jika penggundulan hutan terjadi secara terus menerus, maka
akan mengancam spesies flora dan fauna dan merusak sumber penghidupan
masyarakat. Pembukaan jalan dalam kawasan yang dilindungi lebih banyak
membawa dampak negatif bagi lingkungan.
Indonesia mempunyai lahan basah (termasuk hutan rawa gambut) terluas di
Asia, yaitu 38 juta ha yang tersebar mulai dari bagian timur Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi, Jawa, Maluku sampai Papua. Tetapi luas lahan basah
tersebut telah menyusut menjadi kurang lebih 25,8 juta ha
(Suryadiputra, 1994).
Asia, yaitu 38 juta ha yang tersebar mulai dari bagian timur Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi, Jawa, Maluku sampai Papua. Tetapi luas lahan basah
tersebut telah menyusut menjadi kurang lebih 25,8 juta ha
(Suryadiputra, 1994).
Penyusutan lahan basah dikarenakan berubahnya fungsi rawa sebesar 37,2
persen dan mangrove 32,4 persen. Luas hutan mangrove berkurang dari 5,2
juta ha tahun 1982 menjadi 3,2 juta ha tahun 1987 dan menciut lagi
menjadi 2,4 juta ha tahun 1993 akibat maraknya konversi mangrove menjadi
kawasan budi daya (Suryadiputra, 1994, Dahuri et al, 2001).
Luas terumbu karang Indonesia diduga berkisar antara 50.020 Km2 (Moosa
dkk, 1996 dalam KLH,2002) hingga 85.000 Km2 (Dahuri 2002). Hanya sekitar
6 persen terumbu karang dalam kondisi sangat baik, diperkirakan
sebagian terumbu karang Indonesia akan hilang dalam 10-20 tahun dan
sebagian lainnya akan hilang dalam 20-40 tahun.
Rusaknya terumbu karang mempunyai dampak pada masyarakat pesisir, misalnya berkurangnya mata pencaharian nelayan kecil.
Kepunahan Spesies
Satu spesies diperkirakan punah setiap harinya (KMNLH, 1997).
Inventarisasi yang dilakukan oleh badan-badan internasional, seperti
International Union for Conservation of Nature and Natural Resources
(IUCN) dapat dijadikan indikasi tentang keterancaman spesies. Pada 1988
sebanyak 126 spesies burung, 63 spesies binatang lainnya dinyatakan
berada di ambang kepunahan (BAPPENAS, 1993).
Pada 2002, Red data List IUCN menunjukan 772 jenis flora dan fauna
terancam punah, yaitu terdiri dari 147 spesies mamalia,114 burung, 28
reptilia, 68 ikan, 3 moluska, dan 28 spesies lainnya serta 384 spesies
tumbuhan. Salah satu spesies tumbuhan yang baru-baru ini juga dianggap
telah punah adalah ramin (Gonystylus bancanus).
Spesies tersebut sudah dimasukkan ke dalam Appendix III Convention of
International Trade of Endengered Species of Flora and Fauna
(CITES).Sekitar 240 spesies tanaman dinyatakan mulai langka, diantaranya
banyak yang merupakan kerabat dekat tanaman budidaya. Paling tidak 52
spesies keluarga anggrek (Orchidaceae) dinyatakan langka.
Kepunahan jenis di Indonesia terutama disebabkan oleh degradasi habitat
(deforestasi, perubahan peruntukan lahan), bencana (kebakaran),
eksploitasi secara tidak bijaksana (perburuan/pemanenan liar) dan
masuknya spesies asing invasif serta perdagangan satwa liar.



0 komentar:
Posting Komentar