Kesenjangan ekonomi atau ketimpangan dalam
distribusi pendapatan antara kelompok masyarakat berpendapatan tinggi dan
kelompok masyarakat berpenghasilan rendah serta tingkat kemiskinan atau jumlah
orang yang berada dibawah garis kemiskinan ( poverty line ) merupakan
dus masalah besar di banyak negara berkembang, tidak terkecuali Indanesia.
Akan tetapi, sejarah menunjukkan bahwa setelah10
tahun berlalu pada tahun 1969, ternyata efek yang dimaksud itu mungkin tidak
tepat untuk dikatakan sama sekali tidak ada, tetapi proses mengalir ke bawahnya
sangat lambat. Akhirnya, sebagai akibat dari stategi tersebut, pada dekade
1980-an hingga pertengahan dekade 1990-an, sebelum krisis ekonomi, Indonesia
memang menikmati laju pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto yang
relatif tinggi, tetapi tingkat kesenjangan juga semakin besar dan jumlah orang
miskin tetap banyak.
Sebenarnya, menjelang akhir dekade 1970-an
pemerintah sudah mulai menyadari keadan tersebut yang menunjukan buruknya
kualitas pembangunan yang telah dilakukan hingga saat itu. Oleh karena itu,
strategi pembangunan mulai diubah, tidak hanya pertumbuhan tetapi juga
kesejahteraan masyarakat, juga menjadi sasaran utama dari pembangunan.
Perhatian mulai diberikan pada usaha – usaha untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, misalnya dengan mengembangkan industri – industri yang padat karya
dan sektor pertanian. Banyak program yang dilakukan oleh pemerintah yang
bertujuan untuk mengurangi ( kalau tidak bisa menghilangkan ) jumlah orang
miskin dan perbedaan pendapatan antara kelompok miskin dan kelompok kaya di
tanah air, misalnya inpres desa tertinggal (IDT), pengembangan industri kecil
dan rumah tangga, khususnya di daerah pedesaan, transmigrasi, dan masih banyak
lagi.
Krisis ini yang akhirnya menciptakan suatu resesi
ekonomi yang besar dengan sendirinya memperbesar tinggat kemiskinan dan gap
dalam distribusi pendapatan di tanah air, bahkan menjadi jauh lebih parah
dengan kondisi pada dekade 1980-an.
2. PEMBAHASAN TENTANG KEMISKINAN
Menurut Andre Bayo Ala, 1981 kemiskinan itu bersifat
multi dimensional.
Artinya kebutuhan manusia itu bermacam – macam maka
kemiskinan pun memiliki banyak aspek antara lain :
1). Aspek Primer berupa :
- Miskin aset.
- Organisasi sosial
politik.
- Pengetahuan dan
Keterampilan.
2). Aspek Sekunder berupa :
- Jaringan sosial
- Sumber Keuangan dan
Informasi.
Penyebab Kemiskinan :
* Karena ciri dan keadaan masyarakat dalam suatu
daerah sangat beragam ( berbeda ) ditambah dengan kemajuan ekonomi dan
pertumbuhan ekonomi yang masih rendah.
* Kebijakan dalam negeri seringkali dipengaruhi oleh
kebijakan luar negeri atau internasional antara lain dari segi pendanaan.
Ukuran Kemiskinan :
Ada dua macam ukuran kemiskinan yang umum dan
dikenal antara lain :
1. Kemiskinan Absolut
Konsep kemiskinan pada umumnya selalu dikaitkan
dengan pendapatan dan kebutuhan, kebutuhan tersebut hanya terbatas pada
kebutuhan pokok atau kebutuhan dasar ( basic need ).
Kemiskinan dapat digolongkan dua bagian yaitu :
a. Kemiskinan untuk memenuhi bebutuhan dasar.
b. Kemiskinan untuk memenuhi kebutuhan yang lebih
tinggi.
2. Kemiskinan Relatif
Menurut Kincaid ( 1975 ) semakin besar ketimpang
antara tingkat hidup orang kaya dan miskin maka semakin besar jumlah penduduk
yang selalu miskin.
3. Sehingga Bank Dunia ( world bank ) membagi aspek
tersebut dalam tiga bagian antara lain :
a. Jika 40 % jumlah penduduk berpendapat rendah
menerima kurang dari 12 % pendapatan nasionalnya maka pembagian pembangunan
sangat timpang.
b. Apabila 40 % lapisan penduduk berpendapatan
rendah menikmati antara 12 – 17 % pendapatan nasional dianggap sedang.
c. Jika 40 % dari penduduk berpendapatan menengah
menikmati lebih dari 17 % pendapatan nasional maka dianggap rendah.
Strategi /
Kebijakan Dalam Mengurangi Kemiskinan
* Pembangunan Sektor Petanian
Sektor pertanian memiliki peranan penting di dalam
pembangunan karena sektor tersebut memberikan kontribusi yang sangat besar bagi
pendapatan masayrakat di pedesaan berarti akan mengurangi jumlah masyarakat
miskin. Terutama sekali teknologi disektor pertanian dan infrastruktur.
* Pembangunan Sumberdaya Manusia
Sumberdaya manusia merupakan investasi insani yang
memerlukan biaya yang cukup besar, diperlukan untuk mengurangi kemiskinan dan
meningkatkan kesejahteraan masyrakat secara umum, maka dari itu peningkatan
lembaga pendidikan, kesehatan dan gizi merupakan langka yang baik untuk
diterapkan oleh pemerintah.
* Peranan Lembaga Swadaya Masyarakat
Mengingat LSM memiliki fleksibilitas yang baik
dilingkungan masyarakat sehingga mampu memahami komunitas masyarakat dalam
menerapkan rancangan dan program pengentasan kemiskinan.
4. Masalah Dualisme
· Konsep Dualisme
Konsep dualisme mempunyai 4 unsur pokok, yaitu :
1. Dua keadaan bersifat superior dan keadaan
bersifat inferior yang bisa hidup berdampingan pada ruang dan waktu yang sama.
2. Kenyataan hidup berdampingannya dua keadaan yang
berbeda bersifat kronis dan bukan tradisional.
3. Derajat superioritas dan inferioritas tidak
menunjukkan kecenderungan yang menurut, bahkan terus meningkat.
Dualisme tersebut dapat dibedakan antara lain :
1. Dualisme sosial
Penemuan seorang ekonom Belanda JH. Boeke, tentang
sebab – sebab kegagalan dari kebijaksanaan dalam upaya memperbaiki tingkat kesejahteraan
masyarakat.
2. Dualisme Ekologis
Clifford Geertz tahun 1963 mengenalkan konsep ini,
menggambarkan pola – pola sosial dan ekonomi yang membentuk keseimbangan
internal.
3. Dualisme Teknologi
Benjamin Higgins ( 1956 ) mempertayakan kesahihan
dan observasi yang lebih khusus kegunaan kerangka analisis ekonomi barat yang
di kemukakan oleh Boeke. Sedangkan Higgins menemukan bahwa asal mula dualisme
adalah perbedaan teknologi antara sektor modern dan sektor tradisional.
4. Dualisme Finansial
Hla Myint ( 1967 ) meneruskan studi Higgins tentang
peranan pasar modal dalam proses terjadinya dualisme. Pengertian dualisme
finansial menunjukkan bahwa pasar uang dapat dipisahkan ke dalam 2 kelompok.
Yaitu pasar uang yang terorganisir dengan baik (
organized money market ) dan pasar uang yang tidak terorganisir ( unorganized
money market ).
5. Dualisme Regional
Dualisme Regional ada dua jenis yaitu :
* Dualisme antar daerah perkotaan dan pedesaan.
* Dualisme antar pusat negara, pusat industri dan
perdangangan dengan daerah - daerah lainnya dalam negara tersebut.
Pengaruh Dualisme Terhadap Pembangunan.
* Mekanisme pasar tidak berfungsi sebagaimana
mestinya.
* Sumberdaya yang tidak digunakan secara efesien.
* Mempersulit proses perkembangan kesempatan kerja.
* Menambah kerumitan masalah pengangguran.
Masalah Kependudukan dan Ketenega kerjaan
·Pertumbuhan Penduduk
Masalah kependudukan dimaksud adalah masalah
pertumbuhan jumlah penduduk yang sangat tinggi dan biasanya menimbulkan masalah
antara lain :
a. Struktur usia muda.
b. Jumlah pengangguran yang semakin serius.
c. Urbanisasi.
Strutur Usia Muda dan Penyebaran Penduduk
Ada 3 ciri pokok yang menandai perkembangan dan
permasalahan kependudukan di Indonesia antara lain :
1. Laju pertumbuhan
penduduk yang masih perlu diturunkan.
2. Penyebaran penduduk
antara daerah yang tidak seimbang.
3. Kualitas kehidupan
penduduk yang perlu ditingkatkan.
6. Teori Perangkap Kemiskinan dari Malthus
Ada tiga kritik utama terhadap teori Malthus dan Neo
Malthusian, yaitu :
1. Teori itu tidak
memperhitungkan peranan dan dampak dari kemajuan teknologi.
2. Teori itu didasarkan
pada suatu hipotesa tentang hubungan secara makro antara pertumbuhan penduduk
dan tingkat pendapatan perkapita.
3. Teori itu merupakan
perhatian kepada variabel yang keliru yaitu pendapatan perkapita sebagai faktor
penentu utama tingkat pertumbuhan penduduk
FAKTOR
– FAKTOR PENYEBAB KEMISKINAN
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
kemiskinan baik secara langsung
maupun tidak langsung :
* Tingkat kemiskinan cukup banyak.
* Mulai dari tingkat dan laju pertumbuhan output (
produktivitas tenaga kerja ).
* Tingkat inflasi.
* Tinggat Infestasi.
* Alokasi serta kualitas sumber daya alam.
* Tingkat dan jenis pendidikan.
* Etos kerja dan motivasi pekerja.
Sektor pertanian merupakan pusat kemiskinan di
Indonesia ada tiga faktor
penyebab utama antara lain :
1. Tingkat produktivitas yang rendah disebabkan oleh
jumlah pekerja disektor
tersebut terlalu banyak, sedangkan tanah, kapital,
dan teknologi terbatas serta
tingkat pendidikan petani yang rata-ratanya sangat
rendah.
2. Daya saing petani atau dasar tukar domistik ( term
of trade ) komoditi pertanian
terhadap out put industri semakin lemah.
3. Tingkat diversifikasi usaha disektor pertanian ke
jenis-jenis komoditi nonfood
yang memiliki prospek pasar ( terrutama ekspor ) dan
harga yang lebih baik
masih sangat terbatas.
E.
PERSOALAN KEMISKINAN
Langkah berikut adalah mencari solusi yang relevan
untuk memecahkan problem
itu ( strategi mengentaskan kelompok miskin dari
lembah kemiskinan ).
1. Konsep Kemiskinan
Paling tidak ada tiga macam konsep kemiskinan antara
lain :
a. Kemiskinan absolut.
b. Kemiskinan relatif.
c. Kemiskinan subyektif.
2. Dimensi Kemiskinan
Sedikitnya ada dua macam perspektif yang lazim
dipergunakan untuk mendekati
masalah kemiskinan antara lain :
a. Perspektif kultural ( cultural perspective ).
b. Perspektif struktural atau situasional (
situational perspective ).
Perspektif kultural mendekati masalah kemiskinan
pada tiga tingkat analisis :
a. Individual.
b. Keluarga.
c. Masyrakat
Penanggulangan
Kemiskinan
Pemerintah telah mencanangkan dua pokok
kebijaksanaan pembagunan yaitu :
1. mengurangi jumlah penduduk yang hidup di bawah
garis kemiskinan.
2. melaksanakan delapan jalur pemerataan yang
meliputi :
a. pemerataan pembagian
pendapatan.
b. Penyebaran
pembangunan di seluruh daerah.
c. Berusaha.
d. Kesempatan
memperoleh pendidikan.
e. Kesehatan.
f. Kesempatan kerja.







- Follow Us on Twitter!
- "Join Us on Facebook!
- RSS
Contact